Kamis, 25 Juni 2009

TAK PERLU HARUS KE SINGAPURA ; Solo Kembangkan Wisata Kesehatan

Membuka peluang baru, Association of the Indonesia Tours and Travel (Asita) Solo bersama Rumah Sakit Islam Surakarta (RSI Yarsis), dan Pemerintah Kota Solo, meluncurkan wisata pelayanan kesehatan, dengan kemasan Solo Tourism and Health Club. “Prinsipnya, kita menggabungkan pelayanan kesehatan dengan kepariwisataan sebagaimana dilakukan Singapura,” jelas Ketua ASITA Solo Suseno menjawab wartawan, usai penandatanganan nota kesepahaman, di Loji Gandrung,


Lewat program ini, tambahnya, masyarakat yang biasanya harus pergi ke Singapura untuk berobat atau sekadar melakukan medical check up sembari berwisata, tidak harus pergi ke Singapura, tapi bisa dilakukan di Solo. Selain itu, program Solo Tourism and Health Club ini juga diarahkan untuk membidik pasar kalangan expatriat serta wisatawan manca negara. Karenanya, pelayanan kesehatan itu nanti digabungkan dengan tawaran beberapa paket wisata, seperti paket Solo - Selo - Borobudur, City Tour plus Sangiran, Candi Sukuh dan Candi Cetho, dan sebagainya.

Dia menilai, fasilitas serta pelayanan kesehatan di RSI Yarsis cukup memadai, sebab rumah sakit di ujung barat Kota Solo ini telah masuk jaringan Telemedicine for the Mobile Society International Network yang berpusat di Jerman, selain pula telah lulus akreditasi standar pelayanan global. Hingga saat ini, ketiga unsur yang telah menandatangani nota kesepahaman sudah siap menjalankan program tersebut.
Pihak RSI Yarsis misalnya, sudah menyiapkan segala bentuk pelayanan medis yang diperlukan wisatawan, sementara Pemkot Solo dan ASITA bersiap melakukan promosi program itu ke berbagai negara, selain pula berbagai kota di Indonesia yang saat ini menjadi tujuan wisata utama wisatawan manca negara, seperti Bali, Yogyakarta, dan sebagainya. “Kami sudah melakukan kontak dengan ASITA di berbagai kota dan negara untuk membantu mempromosikan program ini,” jelas Suseno.
Optimistis
Dia optimistis, program ini akan memperoleh sambutan dari masyarakat, terutama di wilayah Jawa Tengah. dari total masyarakat Indonesia yang berobat atau melakukan medical check up ke Singapura sembari berwisata, sekitar 30 persen di antaranya berasal dari Jawa Tengah. “Itu nanti sasaran utama kita, sembari melebarkan sayap pemasaran ke kota atau negara lain,” ujarnya seraya menyebut, program ini sebagai terobosan baru di dunia pariwisata Indonesia.
Menjawab pertanyaan tentang anggapan umum fasilitas pelayanan kesehatan di Singapura lebih baik ketimbang di Indonesia, Suseno menyebut, anggapan semacam itu harus dikikis secara perlahan. Secara riil, pelayanan kesehatan serta fasilitas peralatan rumah sakit di Indonesia, khususnya RSI Yarsis, tak kalah dengan rumah sakit di Singapura. Sambil berjalan, upaya pertama yang akan ditempuh nanti adalah membangun citra baru, sehingga anggapan umum di kalangan


source.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar????