Selasa, 30 Juni 2009

Susuhunan Kalijaga


Sunan Kalijaga, adalah wali yang paling dominan kemampuannya dalam cerita ke-wali-an di Pulau Jawa dan bahkan Indonesia. Bukan saja, gaya penyampaiannya yang lugas, tetapi juga tingkat keilmuannya.

Susuhunan Kali, bukan saja wali yang suka mengembara, tetapi juga gemar menuliskan pengalaman dan perjalanannya ke belahan bumi. Banyak buku karangan yang kini masih belum diterjemahkan dan tersimpan di Demak

Kesaktian sunan kali ini bukan saja, karena keturunan manusia yang lumrah, tetapi juga titisan darah dewa dalam dirinya, sebagaimana keturunan dinasti Majapahit. Perpaduan bakat keturunan raja dan dewa inilah yang membuat ia memiliki kelebihan dibanding wali lain yang ada di Indonesia.

Kematian Sunan Kalijaga itu, sampai sekarang juga masih misteri, khususnya bagi keturunan raja-raja di Keraton Surakarta maupun Yogya. Saat kematiannya tersebar, ternyata dalam waktu yang hampir bersamaan bukan saja dia meninggal di Kadilangu, Demak, tetapi juga di berbagai daerah wilayah Demak.

Begitu, Putera Sunan Kali lapor ke Raja Demak, bahwa ayahnya meninggal setelah beberapa hari sakit. Raja juga menerima laporan dari beberapa warganya, bahwa Kanjeng Sunan Kalijaga meninggal di daerah mereka dan jenazahnya di makamkan di desa yang disinggahinya itu.

Banyaknya laporan warga yang serupa dari daerah yang berbeda-beda itulah yang membuat Sultan Trenggono, murid terdekat Jeng Sunan Kali, bersedih. Dia kemudian mengurung diri di kamar.

Tak ada yang boleh satupun keluarga atau ponggawa yang boleh masuk kamarnya, selama berhari-hari. Raja itupun tak mau menerima makanan, sehingga membuat sedih keluarga kerajaan.

Disaat kesedihan mendalam itulah, dia tiba-tiba di datangi Sunan Kali dan memberikan wejangan atau petuah bagi dirinya. Mereka tiduran diatas ranjang raja dan Sunan Kali menjelaskan, mengapa dia berbuat seperti itu.

Raja tetap merahasiakan pertemuan itu dan sejak itu, kamar Sultan tidak boleh dimasuki oleh siapapun, termasuk permaisurinya. Pada hari-hari tertentu Sunan Kali ternyata terus memberikan petuah tentang kehidupan bagi raja.

Keputusan, kamar sang Sultan tidak boleh digunakan untuk tidur oleh siapapun itu ternyata menurun sampai sekarang. Kamar Tidur Raja Keraton Surakarta, hingga sekarang juga hanya digunakan tidur oleh sang raja sendiri. Nampaknya itu adalah pesan turun temurun dari keluarga raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar????