Minggu, 05 Juli 2009

Polisi Periksa Sejumlah Saksi Tabrakan Di Klaten


Polisi masih memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui musibah tabrakan antara KA Pramex dengan bus Hadi Mulyo di perlintasan KA Pokak Jombor Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten, Jateng, yang mengakibatkan 14 orang meninggal dunia dan sampai Senin ini korban sudah mencapai 16 orang.

Kasubag Lantas Polwil Surakarta (wilayahnya sampai Polres Klaten), AKP Juang Andi Prianto ketika dihubungi dari Semarang, Minggu, mengatakan, saksi yang diperiksa adalah pengendara sepeda motor, dua saksi yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa terjadi, dan penumpang bus yang selamat."Mereka diperiksa di Polres Klaten untuk mengetahui penyebab terjadinya tabrakan tersebut," katanya.


"Mereka diperiksa di Polres Klaten untuk mengetahui penyebab terjadinya tabrakan tersebut," katanya.

Ketika ditanya penyebab sementara kejadian tersebut, dia mengatakan, yang jelas karena sopir bus (Budi yang juga meninggal dunia dalam peristiwa tersebut) tidak hafal medan karena baru pertama kali melewati jalur ini.

Menurut dia, bus tersebut sudah berada di lintasan kemudian terpaksa berhenti karena ada sepeda motor yang mogok di depannya.

"Bus itu tidak bisa berjalan karena menunggu sepeda motor yang ada di depannya. Saat itu, ada kereta lewat sehingga menabrak bus tersebut," katanya.

Ketika ada kereta lewat, pengendara sepeda motor yang mogok itu lari untuk menyelematkan diri.

Ia menambahkan, jumlah penumpang bus tersebut sekitar 45 orang dan 14 orang di antaranya meninggal dunia dalam peristiwa itu. "Sembilan orang meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) dan lima orang lainnya meninggal dunia di rumah sakit," katanya.

"Yang mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut cukup banyak karena penumpang bus sendiri 45 orang," katanya.

Dari jumlah yang meninggal dunua tersebut, 11 jenazah di antaranya ditempatkan di Rumah Sakit Suradji Tirtonegoro, sedangkan sembilan orang yang mengalami luka-luka menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Islam Klaten.

Ke-14 orang yang meninggal dunia tersebut adalah Wahyuni (15), Budi (39), Sumiyati, Trio (11), Wagiyem (50), Painem (60), Tinem (55), Siswo Sumanto (60), Nurlaela (10), Legiyem (60), dan Tumiyem (40).

Kemudian Hadi Giman (60), Parti Paliyo (35), serta seorang lagi belum diketahui identitasnya.

Kemudian sembilan orang yang dirawat di Rumah Sakit Islam adalah Suyamto (34), Nurhidayati (9), Sunarni (30), Mardi Sanyoto (Asisten Masinis KA Pramex), Naryo (50), Eko Mulyono (70), Zulfi (4), dan Kartini Sugiyanto (17).

Kecelakaan maut itu bermula saat bus yang dikemudikan Tur Budi, sekitar pukul 10.30 berbelok ke timur setelah melintas Jl Yogya-Solo Desa Jombor, Kecamatan Ceper. Bus yang mengangkut rombongan jagong manten itu hendak mencari Dusun Sragon,Desa Mlese, Kecamatan Ceper tampat hajatan pengantin dilaksanakan. Bus melaju santai tetapi saat berada di tengah rel KA tiba-tiba mesin mati.

Bersamaan itu Imanuel Eko (40) warga Desa Dlimas, Kecamatan Ceper yang pulang dari gereja melaju di samping bus dengan sepeda motor Suzuki C 100 H-4972-MC. Mendengar klakson KA, Eko menyelamatkan diri dengan meninggalkan motornya, sambil memperingatkan penumpang. Namun sia-sia, bus tetap mogok.



Sebagian penumpang yang duduk di bagian belakang bus meloncat menyelamatkan diri. Namun yang duduk di bagian tengah dan depan ikut terseret saat loko KA yang dimasinisi Asrul Effendi (49) warga Depo PT KAI Solo menghantam badan bus. Bus dan sepeda motor terseret ke selatan sejauh 200 meter dan baru berhenti setelah roda KA lepas.


Ngadiyo Yoso Suwito (50) salah seorang penumpang yang selamat mengatakan saat melihat bus mogok, dia meloncat keluar dari pintu belakang bersama beberapa penumpang. Dia terperosok di semak dan yang lainnya di pinggir jalan. ’’Bus mogok tepat di tengah rel. Sopir diteriaki dan mesin dicoba dihidupkan, tetapi tetap tidak bisa berjalan,’’ kata dia.


Klakson

Warga sekitar lokasi kejadian yang mendengar bunyi tabrakan berdatangan ke lokasi. Evakuasi para korban cukup sulit karena tubuh beberapa korban tergencet bus. Sembilan korban meninggal di lokasi kejadian, sedangkan lainnya meninggal setelah dirawat di UGD RS Islam.


Masinis KA, Asrul Effendi mengaku tidak bisa mengerem karena jarak sudah terlalu dekat. KA yang mengangkut empat gerbong itu sudah beberapa kali membunyikan klakson tetapi penumpang tidak segera turun. ’’Upaya mengerem sudah saya lakukan tetapi jarak sudah terlalu dekat,’’ katanya. Dia mengaku dari jauh melihat bus tetapi dikira bus itu tidak mogok. Baru setelah dibunyikan klakson berkali-kali tidak bergerak akhirnya tertabrak karena jarak sudah terlalu dekat..


source.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar????